Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

"Cerita Sebelum Bercerai", Sebuah Catatan Romantis Seorang Suami (Book Review)

Gambar
Doc. Cerita sebelum bercerai.a Judul : Cerita Sebelum Bercerai Penulis : Fahd Pahdepie Penerbit : Republika Tahun Terbit : 2020 Jumlah Halaman : xii + 241 Dimensi : 13,5 cm x 20,5 cm Harga : Rp. 79.000 " Perceraian memang merupakan tema yang jarang kita bicarakan, meski sebefnarnya sangat penting. Saya yakin hampir semua ikatan pernikahan pernah melahirkan wacana perceraian, apa pun alasan dan latar belakangnya. Kalau boleh mengeneralisir, semua orang yang menikah pasti pernah berpikir untuk bercerai, kan?" Itulah caption dari postingan seorang teman, yang dulu sempat satu tim di komunitas marketer novel, yang membuat saya tertarik untuk me- reply postingan tersebut dan menanyakan lebih detail lagi mengenai buku yang terpampang dalam cerita wassapnya. Sebuat buku yang berjudul 'Cerita Sebelum Bercerai' karya Fahd Pahdepie yang terkenal dengan tulisan-tulisannya yang halus menyentuh hati. Yang menarik lagi, Sebelum kata 'Cerita' ada kata 'Nasi...

Tantangan dalam Berproses dan Menjalani Peran Kehidupan

Tulisan ini merupakan tugas selanjutnya dalam kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Batch 8 yang sedang saya ikuti. Misi kali ini menuntun saya menyelam lebih dalam lagi untuk menemukan diri saya yang sebenar-benarnya. Menyusuri kembali waktu demi waktu yang pernah saya lalui, berbagai peristiwa yang pernah saya alami, berbagai effort yang pernah saya taklukan, juga berbagai luka yang pernah tergoreskan. Kali ini saya harus menuliskan tantangan selama berproses dan menjalani peran kehidupan.  "Menjalani peran kehidupan..." Membaca tiga kata itu, seketika saya berpikir kembali tentang peran saya dalam kehidupan ini. Lalu kemudian pikiran itu melayang menembus waktu seolah melakukan time traveling sejauh 31 tahun ke belakang. Dan, ternyata tantangan yang saya hadapi dalam menjalani peran kehidupan ini adalah 'cukup banyak luka yang tergores, yang bahkan telah terlupa'.  Luka masa kecil yang tertanam dalam pikiran bawah sadar yang kemudian terbawa hingga  dewasa mem...

Hardiknas: Momentum Tepat untuk Menyelami Kembali Makna Pendidikan

Walaupun Hardiknas sudah seminggu yang lalu, tapi nggak apa-apa, kan , baru bahas sekarang? Masih bulan Mei, kan ? hehehe 😁 Kalau tidak salah, baru saja tahun kemarin pemerintah menghimbau pihak sekolah untuk menyelenggarakan peringatan Pekan Pendidikan Nasional, (Bukan lagi 'hari' melainkan 'pekan') yang dapat diisi dengan berbagai kegiatan terkait peringatan hari lahir Ki Hajar Dewantara, seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi pada masa penjajahan Belanda. Sayangnya, tahun ini tidak ada keramaian di hampir setiap sekolah untuk peringatan tersebut. Bahkan mungkin, tak sedikit sekolah yang melewatkan momentum hari pendidikan. Pada masa pandemi ini, agak miris memang, para siswa belajar dari rumah begitu juga  para guru yang mengajar dari rumah, tanpa ada kepastian sampai kapan semua ini akan berlangsung. Faktanya, muncul 'guru-guru' baru yang mengajar para putra-putrinya di rumah. Tak sedikit yang mengeluh atas repotnya mengajar anak-anak bahkan sampai ...

Menyelami Makna 'Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga'

Gambar
Setelah mendapatkan bekal berupa tiket dan passport, kemudian memulai  misi dengan pencarian mutiara ibu profesional dan juga kompas peradaban, kini saatnya mulai menyelam. Penyelaman pertama ini, di Institut Ibu Profesional, kami para mahasiswa kelas matrikulasi batch #8  ditugaskan untuk menyelami makna ibu profesional. Ini adalah tugas yang tidak mudah buat saya, karena jujur, saya nggak mau sekedar 'ngerjain tugas' tapi betul-betul melakukan 'penyelaman'. Salah satu alasan kenapa tugas ini sulit, karena saya sendiri masih 'menyelami' posisi saya sebagai seorang istri dan ibu dalam keluarga kecil saya. Jangankan menemukan makna ibu profesional, makna 'saya sebagai ibu' pun masih dalam pencarian. Dan justru itulah salah satu alasan kenapa saya bergabung di Ibu Profesional, karena didalamnya terdapat misi  pencarian jati diri bagi para ibu yang masih 'oleng' melakukannya sendiri. Saya merasa butuh bimbingan dalam pencarian makna ters...

Kegiatan Ramadhan Lebih Terorganisir dengan Jurnal Planner

Gambar
Berpuasa di bulan Ramadhan bukanlah hambatan untuk melakukan berbagai aktifitas. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang dimana para ibu memiliki tugas lebih banyak dari biasanya dengan tambahan menjadi guru bagi anak-anak yang sedang menjalankan school from home. To do list yang terlalu banyak biasanya membuat para ibu bingung hingga tak tahu mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Managemen waktu yang berantakan tak ayal membuat banyak pekerjaan menjadi terbengkalai. Beberapa jurnal planner di bawah ini bisa membantu merencanakan berbagai kegiatan para ibu supaya dapat menjalankan aktivitas rutin dan ibadah Ramadhan dengan lebih terorganisir. 1. Tentukan target bulanan                 foto: koleksi pribadi Dalam jurnal ini, rencanakan tujuan, tugas dan kegiatan bulanan, serta apa saja yang menjadi prioritas. 2. Ibadah tracker                  foto: koleksi pribadi 'Hari i...

Aliran Rasa

Gambar
Rasa kagum muncul ketika pertama kali mengenal Ibu Profesional, sebuah forum belajar bagi ibu dan calon ibu yang ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai ibu, sebagai istri, dan sebagai perempuan. Hal itu membuat rasa penasaranku muncul. Rasa ingin tahu kemudian menarikku untuk mengetahui lebih jauh tentang Ibu profesional. Rasa kaget sekaligus senang ketika tiba-tiba seorang teman menginformasikan bahwa Ibu Profesional sedang membuka pendaftaran. Tanpa berpikir panjang, saya langsung mendaftarkan diri dengan penuh rasa antusias. Perkenalan dengan Ibu Profesional dimulai dengan Foundation , dimana para member baru diperkenalkan lebih dalam mengenai apa itu Ibu Profesional, bagaimana asal mula dibentuknya, berkenalan dengan founder dan inspiratornya dan lain sebagainya termasuk komponen yang ada di dalam forum Ibu Profesional. Rasa kagum kembali muncul dengan semakin mengenal forum yang beranggotakan para Ibu dan calon ibu Indonesia baik yang berdomisili di dalam maupun d...

Menjadi Kartini Millenial tanpa Melupakan Fitrah

21 April diperingati oleh para perempuan Indonesia sebagai hari Kartini, yaitu tanggal lahirnya seorang perempuan bernama lengkap Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat. Hal itu sesuai dengan ketetapan Presiden RI, Ir. Soekarno, melalui surat No.108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan R. A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Di surat yang sama, Soekarno juga menetapkan peringatan Hari Kartini sebagai hari besar Nasional yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya. Hari Kartini banyak diperingati dengan penggunaan pakaian daerah, padahal makna hari Kartini jauh dari sekedar penggunaan pakaian daerah. R. A. Kartini adalah pahlawan yang menaikan derajat perempuan di kala itu saat kaum perempuan dipandang sebelah mata. Dengan pemikiran-pemikirannya yang membuat para perempuan masa kini mampu mengenyam pendidikan hingga memiliki kedudukan yang sama dengan para lelaki.  Namun, emansipasi yang digadang-gadang mengangkat derajat kaum perempuan tersebut tanpa sa...

'Saya' dan 'Menulis'

Bagi sebagian orang, menulis adalah hal yang sulit tapi bagi sebagian lainnya, menulis adalah hal yang menyenangkan. Bahkan, tak sedikit orang yang menjadikan kegiatan menulis sebagai terapi self healing . Ada juga, lho , yang berpenghasilan melalui menulis. Kalau ditanya saya tim yang mana, jawaban saya adalah "Saya tim 'nulis ya nulis aja', hehehe ". Saya senang menulis sejak SMP. Waktu itu lebih banyak nulis di buku diary dan ikut berpatisipasi untuk mengisi majalah dinding sekolah. Di SMA sempat lanjut dengan menulis puisi.  Saat kuliah saya sempat meninggalkan hobby menulis. Saat itu kegiatan menulis saya hanya sebatas mengerjakan tugas mata kuliah writing . Saya sempat dijuluki The Master of Grammar , karena setiap nugas, teman-teman sering setor dulu tulisannya pada saya untuk dilakukan proofreading , kalau-kalau ada penggunaan kata yang kurang pas. Setelah disibukan dengan dua buah hati dan ratusan anak didik, saya semakin jauh meninggalkan kegiatan yang du...

Mewujudkan Impian Menjadi Ibu Profesional

Kata siapa menjadi orangtua tidak ada sekolahnya?  Awalnya saya berpikir bahwa menjadi orangtua itu tidak ada sekolahnya. Tapi pemikiran itu hilang seketika saat mengenal Institut Ibu Profesional.  Awalnya, sekedar stalking teman-teman di sosial media yang lebih dulu bergabung di Institut Ibu Profesional (IIP). Sampai akhirnya, ada teman yang menginformasikan mengenai pembukaan pendaftaran IIP. Tanpa berpikir panjang, saya langsung mendaftar. Say tahu IIP adalah tempat yang benar. karena IIP menjadi wadah bagi para ibu dan calon ibu yang ingin terus meng upgrade diri dan menggali ilmu dalam rangka berupaya untuk dapat menjadi ibu yang memberi manfaat bagi keluarga. Saya tahu IIP adalah tempat yang baik. Karena didalamnya, para ibu dan calon ibu dapat saling berbagi, saling memotivasi dan bersama-sama saling menguatkan sehingga dapat melaksanakan peran dan tanggung jawab dalam keluarga secara maksimal. Saya tahu IIP adalah tempat yang bermanfaat. karena bersama IIP para ibu d...

Bunda Menulis

Weekend kemarin saya baru saja launching grup wasap yang isinya ada 9 peserta. Lebih tepatnya, 9 bunda (ada calon bunda juga, sih) yang memiliki satu misi yaitu mau belajar nulis. Grup wasap tersebut saya namai "Bunda Menulis". Sejarah terbentuknya Bunda Menulis ini adalah ketika kami para Bunda ODOJer Fasil 58 yang tergabung di Ngobrasy (Ngobrol Asyik) setiap Jumat malam, nongkrong online dengan bahasan yang berbeda setiap pekannya, kala itu membahas tentang kepenulisan. Akhirnya tercetuslah untuk membuat grup terpisah yang khusus membahas tentang tulis-menulis. Rencananya, dalam grup ini, setiap peserta wajib membuat satu tulisan dengan tema yang berbeda setiap pekannya. Tema yang ditentukan akan diumumkan setiap hari Senin. Sedangkan untuk deadline penyetoran tulisan adalah setiap hari Jumat. Tulisan dis hare di grup untuk dikurasi bersama-sama pada hari Sabtu untuk kemudian dip ublish di blog pribdi atau media sosial masing-masing di hari Ahad. Tema pertama adalah ...

Nulis Fiksi? Awas Plot Hole!

Ada berbagai macam tulisan fiksi, diantaranya cerpen, fiksi mini, cerita bersambung, novel dan lain sebagainya. Itupun dalam berbagai genre, seperti fiksi islami, horor, remaja, dan masih banyak lagi. Walaupun fiksi, tapi bukan berarti penulis dapat bebas menggunakan imajinasinya. Cerita yang dibangun tetap harus memperhatikan logis atau tidaknya cerita, walaupun cerita tersebut bergenre fantasi, apalagi untuk cerita non fantasi. Pernah dengar istilah Plot hole ? Menurut www.kompasiana.com, plot hole adalah sebuah lubang atau tidak konsistennya suatu alur cerita ataupun film yang biasanya melawan arus dari logika, tidak relevan. Plot hole  biasanya menunjukan kelemahan dalam suatu cerita, dan penulis biasanya sebisa mungkin menghindari plot hole untuk membuat cerita mereka senyata mungkin. Sebagai contoh, dalam sinetron, ada tokoh yang diceritakan siuman dari sebuah kecelakaan dan berada di rumah sakit lengkap dengan jarum infus yang melekat di tangannya. Tiba-tiba dia bern...