Emphatic Listening

 Emphatic Listening

Langkah Awal Berkomunikasi Efektif dengan Remaja


Apa itu emphatic listening?

Emphatic Listening adalah seni mendengarkan dengan hati. Mendengarkan merupakan kegiatan yang pada dasarnya hanya menggunakan indera pendengaran namun pada emphatic listening, aktivitas mendengarkan melibatkan seluruh indera.


Selain emphatic listening, juga ada skill listening yang lain seperti mendengar aktif, mendengar kritis dan lainnya. Emphatic listening adalah salah satu cara berkomunikasi efektif karena hal ini merupakan aktivitas untuk benar-benar memahami lawan bicara. Jika dikaitkan degan parenting, salah satu cara komunikasi efektif ini adalah langkah yang tepat untuk berkomunikasi dengan remaja jika dibandingkan dengan jenis mendengarkan yang lain. Hal ini terjadi karena dengan emphatic listening,anak mampu merasa dihargai keberadaannya dan mampu memvalidasi apa yang dirasakannya.


Baca juga:



Langkah-Langkah Emphatic Listening

Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandang orang tersebut, dan juga membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang tersebut. Empati memainkan peran penting dalam membangun dan menjaga hubungan antara sesama manusia.

Menerima semua informasi dengan terbuka

Mendengarkan dengan empati melibaktan seluruh indera untuk mengumpulkan informasi apa pun yang dibutuhkan untuk disesuaikan dengan pengalaman anak. Gunakan mata untuk melihat gerak-gerik, ekspresi wajah serta bahaa tubuh yang lain. dan yang paling utama adalah menggunakan hati untuk merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh anak.

Memberi respon dengan lembut

Tanggapi dan beri respon dengan lembut. Sangat tidak disarankan untuk menghakimi anak. Tunjukan bahwa Anda mendengarkan dan merasakan apa yang dia rasakan dengan berikan senyuman, kontak mata, serta ikuti gerak-geriknya (mirroring)

Memvalidasi emosi yang dirasakan

validasi jenis emosi yang dia rasakan dengan menamai emosi tersebut. contohnya dengan mengatakan “Mama tahu kamu sedang kecewa” tunjukan bahwa perasan atau berbagai jenis emosi yang dia rasakan adalah hal yang wajar.


Tidak perlu memperbaiki apapun

Terkadang, para remaja berbicara hanya sekedar ingin didengar, tak apa jika tidak menemukan solusi. Dalam teknik mendengar empatik, tak perlu banyak komentar, saran, apalagi ancaman, hukuman, dan berbagai impact negatif, karena hal ini membuat anak merasa kapok untuk kembali berbicara pada Anda.


Tundalah beberapa saat jika ingin memberikan saran atau nasehat. tunggu hingga emosinya kembali normal.



Dengan mempraktekkan emphatic listening kepada anak, secara tidak langsung kita telah mengajarkan anak tentang empati sehingga anak berpikir kembali jika hendak berbuat dzolim kepada orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih PAUD Insan Madani : Pengalaman Pendidikan Yang Berkualitas

Menemukan Semangat Baru di Temu Pendidik Nusantara XI

"Cerita Sebelum Bercerai", Sebuah Catatan Romantis Seorang Suami (Book Review)