Trapesium Usia
Trapesium Usia, Apa Tuh?
Rasanya asing sekali di telinga saya ketika pertama kali mendegar 'trapesium usia'. Ini adalah tugas selanjutnya dalam Program Guru Penggerak, tepatnya di modul 1.2 degan tema 'Nilai dan Peran Guru Penggerak'. Pada alur Mandiri, peserta PGP diminta untuk membuat trapesium usia dimana dari titik awal ditarik garis diagonal yang menunjukan usia sekolah (dari mulai usia TK hingga usia lulus kuliah) selanjutnya tarik garis lurus yang menunjukan masa produktif bekerja setelah lulus hingga pensiun nanti, dan terakhir tarik garis diagonal menuju ke bawah yang menunjukkan usia non produktif.
Dua Peristiwa Penting pada Masa Usia Sekolah
Ada banyak peristiwa yang terjdi khususnya di usia sekolah, baik itu yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan. Faktanya, hal yang mendominasi (baik menyenangkan maupun menyedihkan) tersimpan dalam pikiran bawah sadar sehingga kenangannya tersimpan di memori jangka panjang. Itulah sebabnya, di usia sekarang, dengan selisih lebih dari 10 tahun kita masih bisa mengingat peristiwa-peristiwa baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan tersebut.
Peristiwa Negatif
Peristiwa negatif yang saya alami terjadi pada usia SD, tepatnya sekitar kelas 4 SD. Saat itu saya tergolong anak yang sangat pemalu, cukup pendiam, sangat takut salah untuk bersuara ataupun mencoba maju ke depan dan dilihat banyak orang. Padahal, saya termasuk anak yang fast learner. Namun, karena 'diam'nya saya, guru kelas saya saat itu tidak mampu menemukan potensi yang ada pada diri saya.
Saya tidak sepenuhnya menyalahkan guru saya, karena memang sulit menemukan potensi pada anak yang tidak mau menunjukan potensinya. Hanya saja, pengalaman ini justru memberi pesan pada saya sebagai guru saat ini, untuk memperhatikan seluruh anak didik saya tanpa terkecuali. Jangan sampai ada potensi yang tidak tergali hanya karena siswanya sendiri yang mengubur potensi tersebut. Disinilah kuatnya peran seorang guru yang seharusnya mampu menuntun segala kodrat yang ada pada murid sehingga muncullah benih-benih potensi yang luar biasa.
Peristiwa Positif
Berbeda dengan pengalaman saya ketika duduk di bangku sekolah dasar, di usia 19 tahun, tepatnya ketika saya sedang menimba ilmu perkuliahan, ada seorang dosen yang membuat saya kagum dengan cara beliau menyampaikan pesan-pesannya. Bahkan saat itu, saya sempat membayangkan betapa beruntungnya seseorang yang menjadi anak beliau. Cara beliau menyampaikan materi perkuliahan sangat mudah dipahami, selain itu kedekatan beliau dengan para mahasiswa cukup akrab namun marwah beliau sebagai dosen tetap terjaga.
Berbeda dengan situasi saya ketika di SD, pada saat kuliah, saya mampu menunjukan potensi saya. Saya mampu meraih prestasi sebagai mahasiswa reguler dengan IPK tertinggi. Hal yang mengejutkan, saya mulali belajar public speaking dan berhasil menjadi MC di acara Himadiksaris Expo, bertugas memandu acara dengan menggunakan Bahasa Inggris.
Nilai dan Peran Guru Penggerak
Mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh Guru penggerak. Nilai-nilai inilah yang sedang ditanamkan kepada para Calon Guru Penggerak dalam Program Pendidikan Guru Penggerak, supaya pada saat lulus dan menyandang gelar sebagai Guru Penggerak, kelima nilai tersebut sudah tertanam menjadi karakter dalam dirinya. Sedangkan perannya dalam dunia pendidikan adalah sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.
Berdasarkan pengalaman yang terjadi di usia sekolah, baik itu peristiwa positif maupun peristiwa negatif, ada pesan yang dapat saya ambil dan memang benar adanya bahwa pengalaman adalah guru yang sesungguhnya. Dari pengalaman saya di atas, memberikan contoh bagi saya bagaimana sosok guru yang ideal, dan bagaimana sosok guru yang kurang ideal.
Semoga, dengan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak ini, saya mampu berusaha secara maksimal untuk menjadi sosok guru yang mampu menuntun segala kodrat yang ada pada murid secara menyeluruh, jangan sampai ada satu atau bahkan banyak siswa yang 'tertinggal' hanya karena 'tak terlihat'.
Komentar
Posting Komentar