Menentukan Cara Belajar di Tahap Telur Oranye Bunda Cekatan

Perkuliahan di Institut Ibu Profesional memang sangat unik, dengan menggunakan metode gamifikasi, membuat para mahasiswanya semakin tertarik dan juga tertantang dalam menjalankan perkuliahan.

Pekan ini, saya memasuki pekan ke tiga di kelas Bunda Cekatan, yakni Tahap Telur Oranye. Pada tahap telur hijau saya sudah menentukan lima aktivitas yang saya suka dan bisa. Lanjut di tahap telur merah, kelima aktivitas di telur hijau megerucut menjadi lima skill yang dibutuhkan dalam menunjang satu aktivitas yang saya pilih paling ingin saya kuasai dari kelima telur di telur hijau. Kali ini, semakin mengerucut lagi. Di tahap telur hijau, para mahasiswa harus memilih satu skill yang akan dipelajari selama lima bulan ke depan. Tentunya dengan berbagai perimbangan, yakni dilihat dari skala prioritas dan rasa bahagia dalam mempelajarinya.

                                  






Dari ke lima telur hijau, saya telah menentukan untuk memilih 'Manajemen Emosi' untuk saya pelajari selama lima bulan ke depan. Memilih manajemen emosi, karena saya memiliki beberapa strong why, diantaranya masih tak sedikit orang di sekeliling saya yang kurang memiliki kesadaran akan pentingnya mental health issue, bahkan cenderung menyepelekan ketika saya membahas tentang isu-isu tersebut. Kedua, sebagai seorang ibu yang memegang multi peran, saya rasa penting bagi saya untuk senantiasa mampu mengelola emosi dalam rangka menjaga kewarasan diri.

Tujuan saya mempelajari manajemen emosi adalah agar saya mampu mengelola emosi sehingga mampu menjaga kewarasan diri dan mampu menularkan energi positif bagi keluarga dan orang-orang terdekat. Selain itu, saya ingin menjadi konsultan bagi keluarga dan juga orang terdekat terkait dengan manajemen emosi. Dengan harapan, ingin meningkatkan kesadaran orang-orang tentang isu mental health sehingga isu ini tidak lagi menjadi bahan ejekan bahkan disepelekan.

                                  


Dalam mempelajari manajemen emosi ini, ilmu yang saya perlukan diantaranya adalah self healing, mindfullness, productive dan assertive communication, dan quantum reading.

Ilmu tentang manajemen emosi ini bisa saya dapatkan melalui Al-quran dan hadits, buku/e-book, website, online training/webinar, dan berbagai platform sosial media.

Ilmu yang saya dapatkan dari sumber-sumbertersebut akan saya dapatkan melaui browsing, baca, catat, mindmapping, dan menyampaikannya kembali.

Perkuliahan ini lumayan menguras energi, namun challenging. Unik, karena semua dilakukan dengan menyelami diri sendiri, memahami apa yang dibutuhkan dan membuat bahagia. And yes,I am happy doing this.  

Sampai jumpa di tahap selanjutnya....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih PAUD Insan Madani : Pengalaman Pendidikan Yang Berkualitas

Menemukan Semangat Baru di Temu Pendidik Nusantara XI

"Cerita Sebelum Bercerai", Sebuah Catatan Romantis Seorang Suami (Book Review)