Kembali Menjadi Mahasiswa di Institut Ibu Profesional

 


Emak-Emak menjadi mahasiswa lagi? bisa, dong. Setelah lulus dari jenjang Bunda Sayang, saya melanjutkan perkuliahan Institut Ibu Profesional di jenjang Bunda Cekatan. keren, kan? Berbeda dengan Bunda Sayang dimana semua misi dilaksanakan dengan fokus targetnya adalah anak-anak, kali ini di Bunda Cekatan, para mahasiswa ditempa dengan berfokus pada kelebihan diri sendiri sebagai seorang pribadi, istri, dan ibu.

Tahap Telur

Di jenjang Bunda Cekatan, Institut Ibu Profesional masih tetap menggunakan metode gamifikasi dimana para mahasiswa menjalankan perkuliahan yang dikemas dalam bentuk games/cerita. Dalam Pra Bunda Cekatan lalu, perkuliahan dikemas dengan cerita bertajuk "Hutan Kupu-Kupu".

Para mahasiswa dianalogikan sebagai kupu-kupu yang mengalami metamorfosa dari mulai menjadi telur hingga menetas cantik menjadi kupu-kupu.

Peranku sebagai Ibu

Sebagaimana kupu-kupu yang memulai kehidupannya sebagai telur, para mahasiswa Bunda Cekatan memulai pekan pertama dengan Tahap telur. Selama satu pekan ini para mahasiswa dituntut untuk dapat melihat kembali aktivitas apa saja yang biasa dilaksanakan sehari-hari dalam menjalankan perannya baik sebagai seorang pribadi, istri, dan ibu.

Sebagai seorang ibu, tentunya aktivitas yang saya jalankan tidak jauh-jauh dari membersamai anak, mengantar jemput anak sekolah, memasak, shalat berjamaah, hingga pillow talk sebelum tidur. Karena saya ibu yang bekerja di ruang publik, saya memiliki waktu bersama anak-anak tidak sebanyak ibu-ibu yang bekerja di ranah domestik saja. Untuk mengatasi tantangan seperti ini, saya berusaha memaksimalkan waktu yang saya punya seefektif mungkin, walaupun sedikit namun berkualitas.


Peranku sebagai Individu

Selain sebagai seorang ibu, saya juga seorang individu yang mengambil peran di ranah publik. Saya seorang guru yang diberi amanah lebih untuk menjadi leader bagi rekan-rekan kerja saya di sekolah. Disamping sebagai seorang guru, saya juga memiliki profesi lain yaitu Sign Analyst (Analis Tandatangan). Selain itu, sebagai sarana pengembangan diri, saya aktif di beberapa komintas, salah satunya adalah Ibu Profesional.


Kuadran Aktivitas

Berdasarkan list aktivitas yang telah dibuat, kegiatan-kegiatan tersebut dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu suka dan bisa, suka tetapi tidak bisa, bisa tetapi tidak suka, dan tidak bisa dan tidak suka.


Menemukan Telur

Setelah proses menyelam ke dalam diri sendiri melalui aktivitas yang dikerjakan, akhirnya para mahasiswa "menemukan telur"nya masing-masing. Tahap ini membantu saya mengidentifikasi diri. Waktu kecil saya sering merasa kebingungan ketika ditanya "Hobby kamu apa?" Nah, sekarang saya tidak perlu kebingungan lagi karena saya telah "menemukan telur" saya.



Telur-telur inilah yang nantinya akan menjadi fokus saya yang kemudian menjadikannya menetas kelak bermetamorfosis menjadi ulat, kepompong, dan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih PAUD Insan Madani : Pengalaman Pendidikan Yang Berkualitas

Menemukan Semangat Baru di Temu Pendidik Nusantara XI

"Cerita Sebelum Bercerai", Sebuah Catatan Romantis Seorang Suami (Book Review)